Entah mimpi apa semalam, seorang penjual penthol keliling dari Desa Bader, Kecamatan Jatirogo, Tuban, Jawa Timur, berhasil mendapatkan hadiah utama berupa mobil, dari acara Bojonegoro Cycling Tour 2009 yang digelar hari Minggu 6 Desember 2009. Setelah dinyatakan sah nomor undiannya, Damiri, sang penjual penthol keliling ini pun meluapkan kegembiraanya setelah melakukan doa syukur.
Didampingi istri dan anaknya, Damiri, terus meluapkan kegembiraannya bercampur haru, ketika menerima replika kunci mobil dari menejer Petrochina East Java, pengelola lpangan sumur minyak di Sukowati, Bojonegoro.
Menurut seorang ayah dari Ikhsan, 12 tahun ini, setiap harinya keliling dari desa-ke desa, untuk menjajakan penthol bakso. Dari menjual penthol ini, Damiri berhasil mengantyongi uang antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000 tiap harinya.
“Saya hanya penjual penthol keliling tiap hari, karena kuat keinginan saya ikut sepedahan ini, saya harus prei tidak jualan. Saya prei tiga hari, untuk persiapan ikut sepedahan ini,” kata damiri yang saat itu matanya berkaca-kaca.
Entah apa yang mendorong hatinya, untuk mengikuti acara sepedahan yang dilaksanakan oleh Pemkab Bojonegoro bekerja sama dengan Bojonegoro Cycling Club ini, dengan hadiah utama satu unit mobil, persembahan dari Petrochina.
Untuk mengikuti acara ini, ia terpaksa berhenti jualan dua hari, karena harus pergi ke Bojonegoro. Dari Jatirogo ke Bojonegoro Damiri sepedahan, sejauh hampir 60 kilo meter, demi bisa mengikuti acara ini rutin tahunan yang digelar dalam rangka Hari jadi Bojonegoro ini.
Menurut Damiri, sebelum memutuskan untuk mengikuti sepedahan ini, sehari sebelumnya terus teringat acara ini lalu mengelus-elus brosur yang ia dapat. Hatinya mengatakan antara ikut dan tidak. Tapi akhirnya diputuskan mengikutinya. “Setuap pulang habis jualan penthol, saya selalu teringat brosur lalu saya elus-elus brosur itu,” katanya.
Karena harus bersepeda sejauh 60 kilo meter, Damiri harus berangkat hari sabtu siang. Sampai kota Bojonegoro malam hari. Tapi tidak langsung membeli tiket, melainkan masih menimbang-nimbang. Karena ia harus mengeluarkan koceknya sebesar Rp 35.000 untuk memperoleh tiket peserta.
Keputusannya untuk membeli tiket muncul tengah malam. Ia pun nekat membangunkan panitia yang sudah beristrirahat di skretariat, demi membeli selembar tiket pada jam 03 minggu dini hari. Padahal, bendera start dikibarkan jam 06.00.
Bermodalkan sepeda gunung yang biasa dipakai berangkat sekolah Ikhsan anaknya, Damiri dengan penuh percaya diri mengayuh sepedanya menyusuri jalur on road bersama ribuan peserta lainya.
Acara sepedahan ini, diikuti rubuan bikers dari berbagai daerah di Jawa dan Bali. Para bikers yang mengambil jalur ofroad, harus menyusuri jalanan berbatu, berlumpur bahkan menuruni sungai di kawasan hutan jati di wilayah Dander, Ngunut dan Sumberarum//
Sulitnya medan, membuat banyak sepeda peserta yang rusak. Namun, petugas berhasil menangani, sehingga peserta tetap bisa melanjutkan perjalannnya. Kecuali yang tidak mampu secara fisik, terpaksa harus diangkut mobil.
Olah raga bersepeda yang dikemas wisata ini, terbukti cukup besar peminatnya. Karena itu, untuk menarik minat para bikers se Nusantara, tahun 2010 nanti Bupati Bojonegoro dan sponsor, akan menggelar acara yang sama dengan hadiah total satu miliar rupiah. (alham m. ubey)
0 komentar:
Posting Komentar