-->

Rabu, 09 Desember 2009

Kurangnya Air Minum dan Snack, Panitia Minta Maaf


Event Bojonegoro Cycling Tour (BCT) 2009 telah usai. Dari medan laga on/of road yang menantang, tercatat berbagai kendala. Untuk itu panitia telah mengadakan rapat evaluasi. Rapat yang berlangsung Rabi (9/12), menginventarisir berbagai masalah yang terjadi sepanjang route of road maupun on road, serta di lokasi start-finish.
Dari paparan panitia di lapangan yang menangani langsung berbagai masalah, diperoleh adanya masalah yang paling serius, yakni kurangnya ketersediaan air minum. Selain itu route dianggap terlalu jauh, mencapai 50 kilo meter dan kurangnya snack, meski tidak seberapa dan dengan cepat bisa diatasi.

Ada yang menyadari, namun ada pula yang langsung marah, mencaci dan memaki karena kehausan.

Lebih menarik lagi, dari sekitar tiga ribu peserta yang ambil jalur of road, ternyata bukan bikers yang terbiasa menjelajahi jalur of road. Banyak sekali peserta yang mengaku baru coba-coba mengikuti jalur of road yang tergolong ekstrim road tersebut. Termasuk peserta yang sebenarnya tidak layak mengambil jalur of road, seperti sepeda mini, sepeda tempo doeloe, bahkan anak kecil.
Kami telah menyeleksi, melarangnya. Tapi petugas seleksi tak dihiraukan. Meski dilarang, mereka tetap memaksakan diri. Akibatnya, banyak dari mereka yang tidak mampu melanjutkan perjalanan disebabkan kerusakan sepeda karena kurang trampil di jalur of road dan kehabisan tenaga.

Peserta BCT 2009 yang saya hormati, semua itu sebenarnya telah kita antisipasi, yakni dengan menyediakan air minum di tiga titik. Yakni di pos pertama keluar route of road, lalu di pos stempel of road serta di pos stempel of road dan on road.

Namun, karena banyaknya peserta yang mengambil jalur of road, ketersediaan air menjadi masalah. Akibatnya sejumlah peserta tidak kebagian air minum. Caci maki dari peserta yang tidak sabar menunggu kiriman air, kmi terima dengan lapang dada, walalu kadang menyesal mengapa hal itu sampai terjadi.
Kita sebagai bikers yang sering mengikuti event serupa di berbagai daerah, sebenarnya kejadian kekurangan air seperti itu biasa selalu terjadi.
Menurut petugas di lapangan, pada awal-awal, ketika air masih tersedia banyak, para peserta seakan mandi air. Mereka tidak menyadari peserta di belakangnya masih cukup banyak dan membutuhkan air. Tapi semua itu, adalah salah kami, dan kami, panitia, minta maaf atas kasus air ini.

Sementara bagi yang sudah terbiasa, menyatakan salut dan acungan jempol kepada panitia atas route yang dipilih. Menurut mereka, jalurnya menantang, menguji nyali berpetualanganya, menguji kerampilannya dan ketangguhan fisiknya. Untuk itu, mereka telah mempersiapkan bekal minum cukup. Bahkan jatuh sekalipun tidak masalah.
Terkait route yang dinilai terlalu jauh, kami mengakui. Bisa kami jelaskan, Untuk route of road sejauh 18 kilo meter, sedang untuk on road 34 kilo meter. Bagi on road kami yakin tidak menjadi masalah. Tapi peserta of road menjadi cukup serius, karena harus menyusuri sejauh 52 kilo meter. Hal ini menjadi koreksi kami dan kami minta maaf atas hal ini.

Ketersediaan snak, juga mengalami kendala sedikit. Meski tidak separah kekurangan air di tengah hutan, kekurangan snak juga menjadi koreksi kami. Snak yang kami siapkan mestinya cukup. Tapi lagi-lagi akibat ketidaksabaran sebagian peserta, ada yang tidak kebagian.
Kami berterima kasih atas inisiatif peserta yang cukup cerdas dan cekatan dengan melaporkan hal ini kepada bapak Bupati Bojonegoro, dan bupati kami Bapak Suyoto langsung tanggap meminta kami segera menanganinya.
Kami saat itu langsung bertindak cepat, dan kekurangan snak bisa dengan cepat pula teratasi. Kami juga mendapatkan umpatan, cacian dan makian akibat hal ini. Meski, konsumsi kami berupa nasi kotak langsung kami bagikan kepada peserta. Sekali lagi kami minta maaf.

Terhadap layanan kesehatan, juga kami evaluasi. Meski tidak menemukan kasus yang signifikan, dengan adanya peserta yang terjatuh dan mengalami luka-luka, kami bisa melakukan pertolongan kepada peserta, meski ada keterlambatan sedikit. Pada umumnya layanan kesehatan relatif memadai. Sejumlah peserta yang tak lagi mampu melanjutkan perjalanan, telah kami evakuasi ke puskesmas dan rumah sakit. Hak asuransi mereka pun telah kami selesaikan dengan pihak asuransi.
Demikian surat permintaan maaf terbuka kami, semoga menjadi penjelasan untuk semua peserta. Sekali lagi, kami ingin menjadi panitia yang profesional, ingin melayani peserta dengan memuaskan. Tapi kami juga manusia, yang tak sempurna, sehingga tetap saja ada kekurangan di sana-sini. Tentu semua itu bukan kesengajaan kami.
Sekali lagi kami minta maaf. Kami minta maaf. Kami minta maaf. Semoga hal ini menjadi koreksi kami untuk even-event di tahun-tahun kemudian. .


Ketua Panitia

ttd

Alham M. Ubey
Selengkapnya...

Penjual Penthol dapat Hadiah Utama Mobil BCT 2009 (1)



Entah mimpi apa semalam, seorang penjual penthol keliling dari Desa Bader, Kecamatan Jatirogo, Tuban, Jawa Timur, berhasil mendapatkan hadiah utama berupa mobil, dari acara Bojonegoro Cycling Tour 2009 yang digelar hari Minggu 6 Desember 2009. Setelah dinyatakan sah nomor undiannya, Damiri, sang penjual penthol keliling ini pun meluapkan kegembiraanya setelah melakukan doa syukur.
Didampingi istri dan anaknya, Damiri, terus meluapkan kegembiraannya bercampur haru, ketika menerima replika kunci mobil dari menejer Petrochina East Java, pengelola lpangan sumur minyak di Sukowati, Bojonegoro.
Menurut seorang ayah dari Ikhsan, 12 tahun ini, setiap harinya keliling dari desa-ke desa, untuk menjajakan penthol bakso. Dari menjual penthol ini, Damiri berhasil mengantyongi uang antara Rp 15.000 hingga Rp 25.000 tiap harinya.
“Saya hanya penjual penthol keliling tiap hari, karena kuat keinginan saya ikut sepedahan ini, saya harus prei tidak jualan. Saya prei tiga hari, untuk persiapan ikut sepedahan ini,” kata damiri yang saat itu matanya berkaca-kaca.
Entah apa yang mendorong hatinya, untuk mengikuti acara sepedahan yang dilaksanakan oleh Pemkab Bojonegoro bekerja sama dengan Bojonegoro Cycling Club ini, dengan hadiah utama satu unit mobil, persembahan dari Petrochina.

Untuk mengikuti acara ini, ia terpaksa berhenti jualan dua hari, karena harus pergi ke Bojonegoro. Dari Jatirogo ke Bojonegoro Damiri sepedahan, sejauh hampir 60 kilo meter, demi bisa mengikuti acara ini rutin tahunan yang digelar dalam rangka Hari jadi Bojonegoro ini.

Menurut Damiri, sebelum memutuskan untuk mengikuti sepedahan ini, sehari sebelumnya terus teringat acara ini lalu mengelus-elus brosur yang ia dapat. Hatinya mengatakan antara ikut dan tidak. Tapi akhirnya diputuskan mengikutinya. “Setuap pulang habis jualan penthol, saya selalu teringat brosur lalu saya elus-elus brosur itu,” katanya.

Karena harus bersepeda sejauh 60 kilo meter, Damiri harus berangkat hari sabtu siang. Sampai kota Bojonegoro malam hari. Tapi tidak langsung membeli tiket, melainkan masih menimbang-nimbang. Karena ia harus mengeluarkan koceknya sebesar Rp 35.000 untuk memperoleh tiket peserta.

Keputusannya untuk membeli tiket muncul tengah malam. Ia pun nekat membangunkan panitia yang sudah beristrirahat di skretariat, demi membeli selembar tiket pada jam 03 minggu dini hari. Padahal, bendera start dikibarkan jam 06.00.

Bermodalkan sepeda gunung yang biasa dipakai berangkat sekolah Ikhsan anaknya, Damiri dengan penuh percaya diri mengayuh sepedanya menyusuri jalur on road bersama ribuan peserta lainya.

Acara sepedahan ini, diikuti rubuan bikers dari berbagai daerah di Jawa dan Bali. Para bikers yang mengambil jalur ofroad, harus menyusuri jalanan berbatu, berlumpur bahkan menuruni sungai di kawasan hutan jati di wilayah Dander, Ngunut dan Sumberarum//

Sulitnya medan, membuat banyak sepeda peserta yang rusak. Namun, petugas berhasil menangani, sehingga peserta tetap bisa melanjutkan perjalannnya. Kecuali yang tidak mampu secara fisik, terpaksa harus diangkut mobil.

Olah raga bersepeda yang dikemas wisata ini, terbukti cukup besar peminatnya. Karena itu, untuk menarik minat para bikers se Nusantara, tahun 2010 nanti Bupati Bojonegoro dan sponsor, akan menggelar acara yang sama dengan hadiah total satu miliar rupiah. (alham m. ubey)

Selengkapnya...

Template by : Alfianto